masih bingung judulnya apa

namanya lara. yang lainnya cita. konon, mereka, walau benar-benar berbeda bagai gurame dan kucing, adalah sepasang sahabat karib. kalau saja ada peringkat persahabatan terbaik di dunia mana pun, hingga ke tata surya dan mungkin alien-alien ikut serta juga, mereka pasti jadi nomor satu.

tapi kedua sahabat itu, anehnya, hampir tidak pernah bertemu. ralat. hampir tidak pernah bisa bertemu. peluang hampir disini hanyalah 0,57% dari keseluruhan. hampir mustahil mereka bertemu. tapi, tetap tidak cukup fakta tersebut untuk sepasang sahabat kepompong mengajukan protes terhadap cita & lara kepada sang juri. mereka tetap akan jadi juaranya.

anehnya lagi, ketika si lara datang menunggang mendung, si cita enggan untuk berkunjung. bukan karena ia takut pada gelapnya langit. ia memang memilih mengurung diri hingga aku, atau mungkin orang lain, mengetuk pintu sarangnya.

belum cukup aneh? oke. mari kita tambahkan fakta bahwa ketika si cita akhirnya keluar dari sarang, menyambut tamu yang mungkin telah menunggu sebulan? tiga bulan? satu tahun? lima tahun? si lara pergi. kadang ada yang melihatnya terbang dijemput awan. seringnya tidak ada yang melihat. mungkin takut ketahuan wartawan?

tapi, mari bicara soal 0,57% peluang mereka bertemu. artinya hanya ada 0,0057 kali kemungkinan keduanya akan bersua. dan jika terjadi, seseorang akan dilanda penyakit linglung akut. ia akan merasa aneh pada dirinya sendiri akibat kedatangan dua sahabat fenomenal di ruang tamunya. jika dibiarkan saja, orang ini akan merasa hidupnya penuh bingung, tapi enggan bertanya. diguncang sana-sini, tetap tidak mau bercerita. hingga akhirnya, dirinya koma, tak lagi bisa merasa hadirnya kedua sahabat itu. kebas.

karena, meskipun si lara biasanya datang dengan badai. menggemuruh dan menggelapkan dunia. ia adalah pembawa waktu berpikir, merasa, termenung untuk si manusia. ia adalah alasan untuk si cita datang kembali, meminta lara berpindah untuk nanti datang kembali. “tapi jangan sering-sering ya,” pesannya untuk si lara, ketika ia bersiap terbang menuju entah kemana ia berumah.

dan meskipun si cita, yang selalu ditunggu-tunggu, datang bersama awan seputih kapas, terkadang pelangi. ia memang ada untuk pergi. jangan karena semerbak mahal harum parfumnya, lalu ditahan kepergiannya. kemudian melarang si lara, yang seringnya bau asin air mata, untuk mampir dan menunggu hari dimana cita akan datang kembali.

kalau si lara memang harus datang, biarkan si cita pergi. ketika ia berjanji akan kembali, ia akan kembali. entah kapan, bagaimana, bersama apa atau siapa. tapi ia pasti kembali. mengetuk pintu rumahmu, meminta sahabatnya, si lara, berpindah untuk nanti datang kembali. lara tidak akan marah.

kalau si lara memang harus datang, bukakan saja pintunya. ketika ia berjanji akan pergi, ia akan pergi. entah kapan, bagaimana, meninggalkan pesan apa. tapi ia pasti pergi, untuk nantinya kembali lagi. cita juga tidak akan marah.

mereka ada, silih berganti, untuk si manusia bisa fokus merasakan kehadiran salah satunya. kata entah siapa, lupa, jadikan si lara teman berpikirmu, kaca hidupmu. nanti, saat cita yang berganti menemanimu, jadikan dirimu teman untuk manusia lain. jadi cita untuk manusia lain.

cast:

sukacita a.k.a cita (a) suka hati; girang hati; kegirangan.

duka lara a.k.a lara (a) sedih; susah hati.

Comments

Popular posts from this blog

tentang selandia baru.