kebakaran.

 kebakaran.

malam itu, di desa tidak apa-apa, terjadi kebakaran.

rumah pak hati terlihat tertutup api yang menjilati angkasa malam. seluruh keluarganya terjebak dalam kobaran. mereka menangis, berteriak sekencang-kencangnya. tapi yang terdengar dari luar hanya gelak tawa kayu rapuh penyangga rumah yang berjatuhan dimakan panas.

tak henti pak mulut mencoba membangunkan warga sekitar. berbusa-busa meminta bantuan. tapi tidak ada yang mendengar. suaranya memang sudah lama hilang, dicuri para hakim katanya.

sementara itu, pak hidung duduk gelisah, memerah seluruh tubuhnya. sesekali disekanya keringat imbas panasnya api dengan kertas tisu di sampingnya. ia tampak lelah, tapi bukan karena seharian menyapu debu. entah? nanti kita tanya dosen biologi.

di sisi desa yang lain, dalam diamnya, pak kuping mendengar berjuta suara bising yang membuat pekak kepala. ngilu. segera ia meminta pak otak untuk menutup akses menuju rumahnya agar sang api tak merambat ke sana.

pak otak entah kenapa hanya bergeming. “terserah,” katanya. walaupun semakin lama panas yang mengudara masuk juga ke halaman rumahnya, ia tetap diam, enggan bergerak.

pada akhirnya memang selalu seperti ini. mereka biarkan saja pak mata bekerja sendiri, terus mengalirkan air dari sumurnya. tapi entah menuju kemana. entah untuk apa.

yang jelas, semua warga tau, api di rumah pak hati masih menjadi-jadi. “nanti juga mati sendiri.”


Comments

Popular posts from this blog

masih bingung judulnya apa

tentang selandia baru.